Wednesday, June 6, 2012

#hobby #photograph

Photograh.  Early June i & my friends traveled to Naga Village (Tasikmalaya) Jawa Barat. There was're "Human Interest". Although stiil an amateur but i love doing this activity.

This is "little boy" who was found to play alone with his bike. This is the natural expression of the child when approached by me and my friends. child's facial expression didn't change. From start to finish so keep straight faces. really cute little boy. :D
This's actually mother was sitting alone with her child. but when i went to, to photograph their mother's maiden is shy and prefer to go home x_x *shy
 its's naturally.
WOW! This's my favourite picture.. i'took this pict. on purpose

Sunday, June 3, 2012

#tugas #FashionSketch

Bissmillah :)




#Tugas #Sketch

Inilah sketch pertama saya kumpulkan dan di cek, Allhamdulilah, mendapat paraf & masih terkategori bisa dibilang sebagai fashion skecth seorang designer. Jangan menyebut diri kita designer jika tidak ada karya yang dihasilkan. Sudah seharusnya sebagai seorang designer mempublikasikan karya-karyanya. Salah satu cara untuk mempublikasikan karya bisa dengan membuat rancangan dalam sebuah kertas. 
Saya akui, saya jarang sekali membuat sebuah sketch. Saya lebih senang membuat langsung (ready-to wear). Tapi disini saya mulai membiasakan diri saya untuk sering berlatih membuat fashion sketch.


 Casual & Fungky :)

Dalam pembuatan sketch ini saya terinspirasi dari seorang designer maestro Alexander Mcqueen.Salah satu designer favorit saya adalah Alexander Mcqueen (http://id.wikipedia.org/wiki/Alexander_McQueen) . Menurut saya dia merupakan designer yang mempunyai ciri khas. Gayanya yang nyentrik itulah yang membuat dia beda dari yang lain. Dia berpikir diluar batas pemikiran orang lain.
 Perkembangan pada dunia fashion yang semakin menunjukkan nilai artistik.


 Inilah sang maestro, Designer hebat. Alexander McQueen :)

Daily Life :)

Sometimes, on the weekend i visited my friend's house. MILA ANZIB yap, it's her name. She's was my friend of Elementary School (SDPN SABANG BANDUNG) and Senior High School (SMAN 20 BANDUNG). We've  a lot of common, We're equally in a Fahion World and Our similarities, both wearing the hijab when senior high school. 

In fact many of our photo shoot taken. This is part of the
 
our narcissistic :D

 LOL! x:) What We Do...

 So many pict. taken. Masyallah :0)




Fashion Formula :
sponsored by Mila Anzib. White veil hijab from HanaTajima.
Earing - Long maroon skirt & Cuties tribal motif shirt from Mila.
Cardigan it's mine :) white heels Mila's sister Marie Claire

#Tugas

Menanggapi Artikel  dari Bpk. RHENALD KASAL.

Keluar dari “Kecakapan Ujian”

Sesuai dengan isi artikel diatas saya pernah mengalami Ujian Nasional & harus dialami oleh anak-anak se-Indonesia. Pada saat duduk ditingkat akhir pendidikan tolak ukur kelulusan dilakukan dengan mengikuti Ujian Nasional.

Pandangan saya tentang sistem pendidikan di Indonesia masih banyak yang harus ditata ulang peraturannya. Apalagi soal penerimaan calon siswa baru. Ujian Nasional (UN) atau Penyaringan calon mahasiswa. Saya setuju dengan artikel tersebut bahwa UN diibaratkan menjadi segala-galanya dalam hidup ini. Dampak buruk yang sangat dirasakan setiap siswa ,instanti atau lembaga berlomba-lomba menggunakan berbagai cara agar lulus (sukses) dalam UN. Namun tidak dipungkiri, miris memang jika ditelusuri lebih jauh lagi. Tolak ukur perjuangan para siswa belajar bertahun-tahun hanya diukur dalam waktu singkat (3hari). Menurut saya di negara berkembang seperti Indonesia belum cocok untuk menerapkan sistem ini. Terlihat dari kesiapan semua peran yang belum terlalu matang.


Link Video You Tube kecurangan yang terjadi pada saat Ujian Nasional :

http://www.youtube.com/watch?v=HuHpb9cHsaQ

http://www.youtube.com/watch?v=2euxBQyh2io

Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Tidak kesempatan pendidikan yang bisa diperoleh oleh semua lapisan masyarakat akan tetapi perbaikan sistem pendidikannya, tapi juga termasuk di dalamnya pendidikan di bidang moral dan budaya. Tidak sulit bagi saya mencari alasan mengapa pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu negara. Sedikit saja jalan keluar dari rumah menju kesebuah perempatan, disana sudah terlihat banyak kumpulan anak-anak gelandangan, pengemis, pengamen, dan lain-lain, yang masih berada di usia sekolah.




Hal, tersebut tentu saja sudah menghilangkan potensi yang ada dari setiap anak-anak untuk berkembang. Padahal jika diberi pendidikan yang baik, bisa jadi di antara mereka ada yang akan menjadi pemimpin yang hebat, teknokrat, ilmuwan, dokter, guru, seniman, dan sebagainya, yang bisa berguna bagi orang banyak, dan barangkali bisa mengangkat harkat martabat bangsa di dunia internasional dengan prestasinya. Tapi karena mereka tak diarahkan dan diberi pendidikan maka sia-sia lah potensi otak dan bakat anak-anak tersebut.

Sebuah fakta yang menyesakkan, anak-anak bernasib sama seperti mereka banyak dinegara ini. Sangat menyedihkan memang fakta pendidikan di Indonesia, padahal pendidikan sangat menentukan kualitas suatu bangsa, dan salah satu gerbang kesuksesan bagi generasi penerus bangsa. Apalagi kita dihadapkan dengan era globalisasi, dimana persaingan sudah tak lagi mengenal batas negara, dan menyangkut berbagai sektor dan profesi. Jika tak dilakukan upaya perbaikan pendidikan secara nyata, maka bangsa Indonesia hanya akan menjadi pecundang di bawah bangsa-bangsa lain di dunia.

Jadi, Bagaimana solusinya?? Inilah saatnya bagi kita generasi muda membenahi memperbaiki sistem pendidikan negara kita.

Saturday, June 2, 2012

#Tugas

Keluar dari “Kecakapan Ujian”

Berikut artikel dari Bpk. RHENALD KASALI Beliau adalah salah Guru Besar di Universitas Indonesia. (artikel ini untuk di baca, dipahami, dipikirkan, dan kemukakan pendapat pribadi anda mengenai artikel ini sesuai pandangan dan harapan anda sesuai dari pengalaman ? Thursday, 31 May 2012
Setiap kali memasuki masa ujian nasional (UN), bangsa ini heboh. Sebelum
ujian heboh, setelah ujian juga gaduh. Dengan dalih memberi motivasi,
guru-guru malah membuat anak-anak stres dan bersedih menjelang UN.
Orang tua dipanggil, anak menangis karena suasana yang dibangun para
guru adalah para murid itu “banyak dosa” dan telah melakukan kesalahan
kepada orang tua. Alhasil bukannya plong,malah banyak murid yang
mengalami histeria yang disebut “kesurupan” atau “kerasukan”setan.
Mengapa UN menjadi segala- galanya dalam hidup ini? Apakah tidak ada
cara lain untuk membuka pintu masa depan anak selain ujian?
Saya ingin mengajak bangsa ini keluar dari metode pendidikan cara
pabrikan yang menghasilkan “produk-produk” standar yang seakanakan anak
adalah output hasil produksi. Kita seperti sedang melewati sebuah area
”ban berjalan” dengan seorang manajer Jepang yang mengawasi ada-tidaknya
produk yang cacat (defect),di luar standar.
Mereka yang berada di luar standar itu dalam pendidikan kita sebut
“berbakat khusus” (special talent), tetapi di pabrik kita sebut “produk
gagal”.Jelajahilah mesin pencari Google dan ketiklah kata “special
talent”, Anda akan menemukan anak-anak seperti inilah yang ditawari
beasiswa.Namun apa yang kita lakukan dengan anak-anak itu di sini?
Kecakapan Bakat
David McClelland pernah menyatakan, suatu bangsa harus dibangun dengan
sistem kecakapan, bukan kekerabatan, apalagi didasarkan pada warna kulit
atau sentimen-sentimen kesamaan lahiriah. Sistem kecakapan itu mulai
diperbincangkan oleh Confucius, diterapkan oleh Dinasti Han di China
pada abad kedua SM, dan dibawa ke dunia Barat,lalu disebarkan ke seluruh
dunia.
Pada awal peradaban modern, manusia yang dulu percaya pada kecakapan
otot beralih ke kecakapan inteligensia (IQ). Di era world 1.0, saat
lapangan pekerjaan terbesar hanya bisa diberikan oleh negara, sistem
kecakapan dipersandingkan antara IQ dengan ujian pengetahuan.
Demikianlah generasi tua Indonesia mengikuti ujian seleksi masuk
universitas negeri atau seleksi menjadi PNS melalui pemeriksaan
kecakapan tertulis. Yang diuji adalah rumus-rumus, mulai dari bahasa,
IPA, matematika hingga Pancasila.
Rumus-rumus itu dihafalkan, dituangkan pada kertas, sedangkan sekolah
swasta dan dunia usaha memilih kecakapan inteligensia. Ujian tertulis
dengan ujian pengetahuan menjadi penting karena jumlah pesertanya massal
dan negara harus bertindak secara adil.Negara adalah segala-galanya.
Tapi itu kan dulu.Sekarang ini pilihan masyarakat sudah begitu luas.
Pekerjaan bukan hanya ada di pemerintahan dan sekolah tinggi yang bagus
bukan hanya universitas negeri.
Masyarakatnya boleh memilih, mau hidup di world 0.0 atau menjadi
pengusaha global, konsultan, seniman atau profesional di world 2.0
(globalisasi dini) atau world 3.0 (lihat kolom saya: “Empat Dunia yang
Membingungkan”). Artinya masyarakat bangsa ini tak menggantungkan lagi
kehidupannya untuk menjadi PNS. PNS bukanlah segala-galanya. Dunia ini
sendiri begitu terbuka,penuh kesesakan dan pilihan, bahkan persaingan
dan saling melengkapi.
Dunia yang sesungguhnya itu bukan membutuhkan kecakapan ujian, melainkan
kecakapan- kecakapan impact, yaitu apa yang sebenarnya dapat dilakukan
seseorang dari pendidikan yang ditempuhnya.Kalau seseorang belajar
tentang pertanian, maka ia bisa buat apa dengan ilmunya itu? Kalau ia
belajar membuat robot, apa impact yang bisa diperbuat? Kalau sekolah
kedokteran, bisakah berkiprah di sektor kesehatan? Demikian seterusnya.
Kecakapan seperti itu disebut kecakapan bakat (talent merit) dan pernah
merisaukan Mendiknas Singapura 20 tahun lalu saat negara merasa
segalagalanya. Sekarang ini Singapura telah beralih ke sistem kecakapan
bakat yang memungkinkan anak-anak menemukan pintu masadepannya
denganlebihdamai dan lebih membahagiakan. Untuk memberikan ilustrasi,
saya ceritakan kembali pengalaman saya saat mengajar mata kuliah
international marketing.
Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa senior di program S-1 dan
sebagai prasyaratnya mereka harus sudah lulus dasar-dasar marketing.
Suatu ketika saya iseng menanyakan kepada berapa mahasiswa yang mendapat
nilai A di kelas marketingyang diambil satu dua semester sebelumnya dan
saya meminta mereka maju ke depan. Sungguh saya tak percaya,bagaimana
anak-anak yang kurang bergaul, kurang pandai mengekspresikan pikiran,
bahkan dikenal sebagai anak yang berbicara sinis dan berpenampilan tidak
“marketable” dari kacamata rekanrekannya bisa diberi nilai A.
Begitulah the power of exam merit. Mereka mendapatkan nilai A dalam
transkrip nilai karena bertemu dengan pengajarpengajar yang hanya
berorientasi pada hasil ujian, bukan pendidik yang mengubah cara mereka
berpikir. Di atas kertas pada saat ujian mereka benarbenar cerdas,
hafalannya bagus, analisisnya oke, tetapi mengapa untuk hal sederhana
saja tak mampu mengaplikasikan pengetahuannya? Saya jadi teringat kisah
seorang teman yang belajar bahasa Inggris di Amerika Serikat supaya bisa
kuliah S-2 di Amerika.
Belajar bahasa Inggris di masyarakat yang berbahasa Inggris kokdi kamar
memakai headset? Kalau demikian cara kita mendidik anak-anak ini, bisa
saya bayangkan mengapa pengusaha mengeluh lulusanlulusan kita tidak siap
pakai dan mengapa terdapat gap besar antara pilihan sekolah dengan
pilihan profesi. Anakanak mengeluh sekolahnya susah karena mereka tidak
bisa mengekspresikan bakat yang mereka cintai.
Guru mengeluh murid-murid tak mempersiapkan belajar di rumah dengan
baik. Orang tua mengeluh anak-anaknya menjadi pemberang. Dan tentu saja
di masa depan, dari sistem pendidikan seperti ini hanya akan dilahirkan
sarjana-sarjana kertas atau ilmuwan-ilmuwan paper yang hanya asyik
membuat makalah,bukan impact!

RHENALD KASALI
Ketua Program MM UI
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/499423/

#Love art

NIRMANA, Penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur.
 Diatas adalah aplikasi dari Nirmana Mix Media, Ini merupakan penggabungan unsur-unsur media yang membentuk sebuah irama dan kesatuan.
 Ini merupakan nirmana 2D karya saya yang menjadi favorit :D. Ini merupakan penggabungan 2 warna ,anatar warna panas dan warna dingin. Disini juga bermain dengan warna. Ada tumpukan-tumpukan yang menghasilkan warna tersendiri.
 Ini merupakan sketch, Nirmana Bentuk.
Karya diatas termasuk Nirmana Warna, ini dibuat dengan memperhatikan komposisi turunan warna, dengan irama.

HDS :).

HDS is an abbreviation of my name. Every product that I made, I said HDS. The first product I created and traded at i'was junior high school. The main objectives of my business at that time still close friends. The way the promotion was still from 'mouth of mouth', but this is what makes people finally accept the existence of HDS. No further thought at the time, My handmade is used & people loved it, its yet to make me fell happy :D

what products I made? 










Lukis-lukis. Ini sebagain karya yang saya buat pada saat junior high school. Yang merupakan awal dari HDS :)

Recommeded, Movie

  This is a recommended movie, for the fashionista.

500 Days Of Summer, Film unik  bergendre komedi romantis, merupakan film yang cocok bagi “fashion lovers”. Mulai dari tarik magnetis , Summer (Zoey Deschannel) dengan wardrobe yang menarik, dan simpel. Wardrobe Summer yang Vintage (Retro Chic Style) dalam film ini memakai brand ternama seperti  Prada, Old Navy, GAP dan mix match dengan beberapa fashion house.

Fashion Retro adalah gaya pakaian yang terdiri dalam mengenakan pakaian yang biasa digunakan di masa lalu. Cara pakaian sering kali berisi pakaian dan aksesoris yang merupakan ciri khas saat seperti itu, dan banyak orang menggunakannya dengan cara yang berlebihan dan dalam kombinasi dengan pakaian saat ini. Contohnya adalah: tas kulit dari 50-an, "lonceng bawah jins", kacamata hitam besar, fedoras, jaket funky (umum Adidas Klasik) dan sepatu, dasi kecil, selendang sifon, peralatan olahraga, skinny jeans [rujukan?] Makeup dll mungkin juga berperan dalam mode retro feminin, dengan titik fokus mata menjadi sangat berlapis dan lipstik merah terang; gaya rambut seperti pompadours, ekor kuda, dan ducktails dapat diadopsi, serta gaya yang bintang film model 1940-an dan '50-an.




Faktanya, dalam film ini di setting. Zoey Deschannel selalu memakai warna baju berwarna biru. Hal ini, dikarenakan ingin menonjolkan warna yang serupa dengan bola mata Zoey yang berwarna biru.